LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA



LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA

Nama              : Dwi Haryani
NIM                : J1A116010
Kelompok       : 2
Shift                : 2
Asisten            : 1. Ika Gusriani, S.TP., M.P.
                     2. Hirayati, S.Si

https://ferarita.files.wordpress.com/2012/10/logo_unja1.png




 




JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017






            BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang         :
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Hal
-hal yang dilakukan ketika pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara
aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi,
yaitu pembakaran. Di lain sisi, ada beberapa peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi yang menjadi rusak apabila dibakar. Tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan atau filtrasi (Hadioetomo 1985).
Dalam melakukan diagnosa Mikrobiologi sterilisasi sangat diutamakan baik alat maupun medianya. Suatu alat dikatakan steril apabila alat atau bahan bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetative maupun spora. Untuk itusebagai pemula dalam Mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik sterilisasi, pembuatan media serta teknik penanaman (Dwidjoseputro, 1994).

Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat makanan
(nutrient) yang berfungsi sebagai tempat tumbuh mikrobia. Selain untuk menumbuhkan mikrobia, medium dapat digunakan juga untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikrobia. Syarat-syarat suatu medium harus memenuhi hal-hal sebagai berikut: mengandung nutrisi yang diperlukan mikrobia, memiliki tekanan osmosis, pH, tegangan permukaan yang sesuai, tidak mengandung zat penghambat (inhibitor), dan steril.

Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara- cara khusus untuk mempelajarinya dan bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula tentang bagaimana caranya menumbuhkan suatu mikroba ke dalam suatu media, karena kita tahu bahwa beragamnya persyaratan tumbuh mikroba, maka harus dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh mikroba dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya. Mikrobaamat beragam, baik dalam persyaratan nutrient maupun fisiknya. jadi, media yang digunakan harus mengandung komponen-komponen yang dibutuhkanoleh mikroba tersebut (Hadietomo, 1985).

1.2  Maksud dan Tujuan :

1.      Mengenal persiapan dan pengerjaan teknik sterilisasi alat, bahan dan area kerja untuk pengerjaan mikrobiologi secara aseptis.
2.      Mengetahui prosedur pembuatan Medium tumbuh Bakteri.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang hidup. adanya pertumbuhan mikro menyatakan bahwa pertambahan bakteri masih berlangsung dan tak sempurnanya proses sterilisasi. jika prosessterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk  paling resikan dari kehidupan mikroba tak akan terlihat lagi. Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya.Mikroorganisme sangat berbeda, dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba (Suriawiria, 2005 ).

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktvasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganismennya, yaitu tergantung dari asam nukleat, protein, atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi, 2008).

Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 1210C selama 15 menit. Adapun alasan digunakannya suhu 1210C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut. Prinsip kerja dari alat ini cukup sederhana. Autoklaf diisi dengan air secukupnya dan semua alat-alat yang akan disterilkan seperti tabung reaksi, spoid, labu erlemeyer, ose, dimasukkan kedalamnya. Sebelum ditutup, semua alat perlu disusun dengan baik untuk menghindari alat-alat gelas pecah sewaktu proses sterilisasi berlangsung yang disebabkan oleh tekanan dari uap air. Proses berikutnya adalah menutup autoklaf dengan memutar setiap sekrup dari arah berlawanan dengan kuat hingga tidak terdapat lagi celah untuk keluarnya uap air yang dihasilkan saat pemanasan berlangsung. Langkah terakhir adalah memanaskan autoklaf tersebut dengan nyala api hingga menghasilkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit. Setelah selesai autoklaf didiamkan terlebih dahulu beberapa menit. Apabila autoklaf telah dingin, sekrup dan baut pengunci dapat dibuka dan semua alat-alat yang sudah steril dapat dikeluarkan satu persatu. Adapun untuk sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik terlebih dahulu air dengan takaran yang telah ditentukan dimasukkan kedalamnya kemudian alat-alat yang akan disterilkan seperti labu Erlemeyer dan gelas ukur. Suhu, tekanan, dan waktu yang dibutuhkan disetting sesuai kebutuhan. Biasanya proses sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik berlangsung sekitar 15 menit dengan suhu 1210C. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu tersebut. (Fardiaz, 1992).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukanisolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Media biakan adalah bahan atau campuran bahan yang dapat digunakan untuk membiakkan mikroorganisme, karena memiliki daya duang yang tinggi terhadap tumbuhan dan perkembang biakkannya (Dian, 2012).

Nutrient agar adalah medium pertumbuhan mikrobiologi umum digunakan untuk  budidaya rutin non-pemilih bakteri. Hal ini berguna karena tetap solid bahkan pada suhurelatif tinggi. Juga, bakteri tumbuh di nutrient agar tumbuh di permukaan, dan jelasterlihat sebagai koloni kecil. Dalam kaldu nutrisi, bakteri tumbuh dalam cairan, dandipandang sebagai zat pekat, bukan rumpun sejelas dibedakan (Vidi, 2012).

 Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan olehmikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangatdibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Medium NutrientAgar (NA) merupakan medium yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensiyang padat dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagaimedium untuk menumbuhkan bakteri (Harry, 2012).

Jenis Medium sangat bervarisasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar penanaman. Berdasarkan kepada bentuknya dikenal tiga macam medium, yaitu medium cair, medium semi solid dan medium padat. Beda utama ketiga macam medium, yaitu ada tidaknya bahan pemadat. Medium cair tidak menggunakan bahan pemadat. Medium semi solid dan medium padat menggunakan bahan pemadat. Agar-agar paling umum digunakan. jumlah bahan pemadat pada medium semi solid setengahnya dari medium padat jumlah agarnya 1.5%-18% (Amni, 2009).








BAB III
METODOLOGI


1.3  Waktu dan Tempat   : 

Rabu, 05 April 2017 , Pada pukul 10:00 – selesai, di Laboratorium Mikrobiologi Kampus UNJA Pondok Meja.

1.4  Bahan dan Alat         :

Alat :

1.      12 Erlenmeyer 250 ml, 10 Erlenmeyer 500 ml.
2.      3 Batang Pengaduk
3.      40 Tabung reaksi
4.      3 Rak tabung reaksi
5.      50 Cawan petri
6.      Autoklaf
7.      Oven
8.      Pemanas listrik / hot plate stirrer
9.      3 Pipet volumetrik
10.  Bunsen
11.  Botol semprot alcohol

Bahan :
1.      Na ( Natrient Agar )
2.      Akuades
3.      Kapas
4.      Aluminium foil
5.      Plastik Warp
6.      Kertas pembungkus
7.      Tissue
8.      Kertas label
9.      Alcohol 70%
10.  spiritus




1.5  Skema Kerja              :

a.      Pembuatan Medium NA

Cara kerja  :

1.      Timbang media NA sesuai prosedur di kemasan. (catatan : buatlah 250 ml media NA untuk setiap Shift praktikum). Penimbangan media dilakukan secara teliti dan cepat, kemudian serbuk media dimasukan secara hati-hati  kedalam Erlenmeyer.
2.      Tambahkan akuades dan aduk sampai merata dengan batang pengaduk.
3.      Panaskan dengan hati-hati menggunakan penangas/elemen pemanas sampai media tercampur homogen (ditunjukkan dengan warna kuning jernih). Perhatian : sewaktu pemanasan jangan sampai terbentuk buih berlebihan sampai meluap!
4.      Sterilkan media dalam Erlenmeyer tersebut dengan menggunakan autoklaf : 1). Buka tutup autoklaf, 2). Masukkan air ke dalam autoklaf hingga penanda batas air, 3). Tempatkan bahan/ medium ke dalam autoklaf, susun rapi, 4). Tutup autoklaf, putar kunci dengan kencang 5). Nyalakan autoklaf dan tunggu hingga suhu mencapai 12 ºC dan tekanan sebesar 1 atm/ 15 Ib (kondisi sterilisasi), jangan lupa menutup katup autoklaf, 6). Mulai sterilisasi selama 15 menit, 7). Setelah selesai matikan autoklaf, 8). Tunggu hingga tekanan turun hingga 0 atm (suhu agak dingin), 9). Buka secara hati-hati penutup autoklaf, 10). Keluarkan alat dan medium dari dalam autoklaf.
5.      Medium yang telah siap dan tidak akan segera digunakan, sebaiknya disimpan di dalam lemari/ruang pendingin dengan suhu 10ºC untuk mencegah terjadinya kontaminasi.

b.      Sterilisasi Alat

Cara kerja :

1.      Bungkus rapi alat- alat gelas yang akan disterilkan dengan kertas pembungkus/aliminium foil
2.      Sterilisasi dengan oven : 1). Buka pintu oven, 2). Tempatkan alat ke dalam oven dengan susunan rapi, 3). Tutup pintu oven, 4). Setting suhu Oven : 160-180ºC selama 1-3 jam. 5). Mulai Sterilisasi, 6). Setelah selesai, matikan oven, 7). Tunggu beberapa saat sehingga suhu turun, 8). Keluarkan alat dari oven.


c.       Sterilisasi area kerja

Cara Kerja :

1.      Bersihkan meja dari alat/bahan yang ada di atasnya
2.      Usap bersih dengan menggunakan tissue
3.      Semprot merata dengan alcohol 70%
4.      Ratakan dengan tissue kering
5.      Tunggu hingga kering
6.      Nyalakan Bunsen















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
     Data hasil pengamatan dalam praktikum mikrobiologi tentang sterilisasi dan pembuatan media Na  yaitu :
1.      Tabel hasil pengamatan sterilisasi alat :

No

Alat yang disterilisasi


Suhu

1.

3 Erlenmeyer


180°C selama 1 jam


2.

3 Batang pengaduk


180°C selama 1 jam





2.      Tabel hasil pengamatan Pembuatan media Na


No

Bahan ( gram )

Warna sebelum dipanaskan

Warna sesudah dipanaskan


1.


Na (Natrient Agar) 10gram


Coklat Keruh

Kuning kecoklatan

4.2 Analisa Hasil
            Dari table nomor 1 Alat yang di sterilisasi kan 3 Erlenmeyer dan 3 batang pengaduk dengan suhu yang digunakan di dalam oven 180°C Selama 1 jam.

            Dari table nomor 2 Bahan yang digunakan Na (Natrient Agar) seberat 10 gram Na di panaskan menggunakan hot plate yang sudah dimasukan stirrer terlebih dshulu ke dalam larutan Na warna sebelum di panaskan coklat keruh dan warna sesudah dipanaskan Kuning kecoklatan.


4.3 Pembahasan
1.      Sterilisasi
            Sterilisasi ini dilakukan bertujuan untuk menghilangkan semua jenis bakteri organisme yang hidup yang terdapat  pada suatu benda.
            Dalam praktikum mikrobiologi kali ini alat yang di sterilisasikan adalah Erlenmeyer dan batang pengaduk dengan metode pemanasan menggunakan uap kering dengan menggunakan oven. Sebelum alat di sterilisasikan, alat tersebut dicuci terlebih dahulu menggunakan sabun dan dibilas menggunakan aquadest, setelah itu dikeringkan menggunakan tissue, kemudian alat di bungkus memakai kertas pembungkus dan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 180°C selama 1 jam .
           
            Sterilisasi panas kering (Oven), prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan pada benda/bahan yang tidak mudah menjadi rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak menguap pada suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak mineral, gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang tidak stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Contohnya alat ukur dan penutup karet atau plastik. Selain itu bahan/alat harus dibungkus, disumbat atau ditaruh dalam wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.

2.      Pembuatan media Na

Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya, medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain adalah harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik. Percobaan kali ini yaitu pembuatan medium NA.

NA (Nutrien agar) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan NA (Nutrien Agar), dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara menimbang bahan yang akan digunakan kedalam neraca analitik sesuai dengan jumlah yang diperlukan kemudian memasukkan bahan kedalam Erlenmeyer 250 ml, dimana bahan tersebut adalah aqades 500 ml, NA 10 gram setelah itu dipanaskan diatas hot plate di ikuti oleh pengadukan dengan menggunakan magnetik stirer, tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini adalah untuk menghomogenkan NA dengan aqades, dimana dengan pemanasan dapat mempercepat pelarutan dari Na dan Aqades. Setelah dipanaskan beberapa menit larutan berubah warna dari keruh menjadi kuning kecoklatan hal ini menandakan larutan telah homogen. Kemudian Larutan na  dengan  volume yang terpakai 133 ml , setelah itu mulut Erlenmeyer disumbat dengan kapas dan dilapisi kertas diluarnya. Tujuan dari penutupan ini agar meminimalkan kontaminasi. Kemudian dimasukan ke dalam kulkas. Pembuatan NA berdasarkan konsistennya termasuk medium padat dan menurut kegunaannya termasuk medium umum.



























BAB V

PENUTUP

5.1  Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan didapat kan kesimpulan sebagai berikut :

§  Sterilisasi berfungsi untuk menghilangan seluruh mikroorganisme yang ada pada suatu benda, agar benda itu lebih aman untuk digunaan pada percobaan-percobaan mikrobbiologi. Suatu bahan atau alat dikataan steril apabila terbebas dari mikroba.

§  Alat yang digunakan pada proses sterilisasi adalah oven. Hot plate digunakan untuk memanaskan, dalam pembuatan media serta menghomogenkan larutan. Erlenmeyer digunakan untuk pembuatan larutan yang nantinya akan menjadi media. Magnetic stirrer digunakan untuk mempercepat penghomogenan larutan pada Erlenmeyer.

§  Media merupakan bahan yang terdiri atas campuran nutrisi dan makanan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya.

§  Nutrien Agar (NA) merupakan medium yang memiliki sumber nitrogen yang cukup sehingga baik untuk pertumbuhan bakteri.




5.2  Saran

          Dalam praktikum kali ini sebaiknya praktikan harus lebih hati- hati dalam pemanasan menggunakan hotplate agar larutan yang di panaskan tidak sampai meluap.
DAFTAR PUSTAKA
Ø  Amni U. 2009. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.

Ø  Dian, 2012. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat , Bandung:Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.

Ø  Dwidjoseputro, D. 1994.  Dasar-Dasar mikrobiologi. Djambatan : Jakarta

Ø  Fardiaz, Srikandi.  1992.  Mikrobiologi Pangan.  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan  PAU Pangan dan Gizi.  Institut Pertanian Bogor.

Ø  Hadioetomo RS. 1985. Mikrobiologi dasar dalam praktek: Teknik dan prosedur dasar laboratorium. Jakarta: Gramedia.

Ø  Harry, 2012“Komposisi Nutrient Agar dan Nutrient Broth dan Kegunaannya” . Gramedia: Samarinda.

Ø  Pratiwi, 2008, General Microbiologi seventh edition, Cambrige University Press, USA.

Ø  Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti: Jakarta.


Ø  Vidi, 1993. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta:Binarupa Aksara.







Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN GRAM

LAPORAN PRAKTIKUM PEREMAJAAN DAN TRANSFER MIKROBA