LAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN GRAM
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
PEWARNAAN GRAM
Nama : Dwi Haryani
NIM :
J1A116010
Kelompok : 2 (dua)
Asisten : Hirayati, S.Si
Nilai Laporan
|
Tanggal Terima Laporan dan Paraf
Asisten
|
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang :
Bakteri
mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas. Bakteri merupakan
mikroorganisme yang berukuran mikroskopik. Selain mikroskopik, bakteri juga
hampir tidak berwarna atau transparan dan kontras dengan air. Sehingga melihat
dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Ini merupakan
salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Hal
itu untuk mempermudah proses
identifikasi bakteri.
Bakteri
juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram
tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai
dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah. Hal ini bertujuan
untuk memberikan warna pada bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan
mudah. Selain itu, ada endospore yang bisa diwarnai. Endospora adalah organisme
yang dibentuk dalam kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki
kemungkinan untuk tetap berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik
(Rudi, 2010).
Pada praktikum proses pewarnaan gram olesan bakteri yang
terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut dalam urutannya yaitu ungu kristal,
larutan yodium, alkohol (bahan pengecat), dan safranin atau beberapa pewarna
tandingan lain yang sesuai. Bakteri
yang diwarnai dengan metode gram ini dibagi menjadi dua kelompok. Salah satu di
antaranya, bakteri gram positif, mempertahankan zat pewarna ungu kristal. Di
gunakan untuk pengecatan differensial, menggunakan beberapa jenis zat, di
gunakan untuk mengelompokkan bakteri, seperti pengecatan gram atau pengecatan
acid-fast, bakteri gram negatif, kehilangan ungu kristal ketika dicuci dengan
alkohol, dan sewaktu diberi pewarna tandingan dengan warna merah safranin,
tampak berwarna merah(Pelczar dan Chan, 1986).
1.2
Maksud dan Tujuan :
- Untuk
membedakan gram positif dan gram negative dengan melihat dinding sel.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Mikroorganisme sulit dilihat dengan
mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan
inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme
ataupun latar belakangnya. Zat warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya
sehingga kontras mikroorganisme disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat
warna memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang
mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat
salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang
digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang
memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan
diferensial lainnya ialah pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya
menjadi kelompok-kelompok tahan asam dan tidak tahan asam (Dwidjoseputro.1998).
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi),
kecuali mikroalgae harus dilakukan pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati
dengan jelas. Pada
umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak
bakteri yang tidak mempunyai zat warna (Waluyo, 2004).
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk
mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati
struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna
yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui
(Hadiutomo. 1990).
Pewarnaan
Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini
pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae (Anonim, 2008).
Bakteri Gram-negatif
adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu
gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada
uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah
metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau
merah muda. Pengujian
ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan
perbedaan struktur dinding sel mereka.
a. Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan
warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negative
tidak.
b. Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil
ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau
ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah
muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan
pada perbedaan struktur dinding sel bakteri (Aditya,2010).
Metode-metode dalam pewarnaan gram :
Prosedur pewarnaan gram dimulai dengan
pemberian pewarna basa, Kristal violet. Larutan iodine kemudian ditambahkan,
semua bakteri akan diwarnai biru pada fase ini. Sel kemudian diberi alcohol.
Sel gram positif akan tetap mengikat senyawa Kristal violet-iodine, tetap
berwarna biru, sel warna negatifwarna hilang oleh alcohol. Sebgai langkah terakhir,
countersain (Mis.safranin pewarna merah) ditambahkan, sehinnga sel gram
negative yang tidak berwarna, akan mengambil warna kontras, sedangkan sel gram
positif terlihat dalam warna biru. Dasar perbedaan reaksi gram adalah struktur
dinding sel.
Pewarnaan gram memberikan hasil yang
baik, bila digunakan biakan segar yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan
tua, ada kemungkinan penyimpangan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak
sel mengalami kerusakan pada dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel ini
menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan larutan pemucat. Ini
berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding yang rusak tidak lagi dapat
mempertahankan kompleks warna Kristal violet-iodine sehingga terlihat sebagai
bakteri gram negative (Lay,1994).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat :
Rabu,
02 Mei 2017 , Pada pukul
10:00 – Selesai, di Laboratorium Mikrobiologi Kampus UNJA Pondok Meja.
3.2
Bahan dan Alat :
Alat :
1.
Mikroskop
2.
Preparat
3.
Pipet tetes
4.
Bunsen
5.
Jarum ose
6.
Stopwatch
Bahan
:
1.
Violet Kristal
2.
Alkohol 95%
3.
Larutan lugol
4.
Aquades
5.
Tissue
6.
Safaranin
7.
Minyak imersi
3.3 Skema kerja :
1.
Persiapan
preparat sampel.
2.
Fiksasi.
3.
Pemberian warna
1 (Violet Kristal) (2-3 tetes).
4.
Didiamkan +
1 menit.
5.
Bilas dengan air
mengalir.
6.
Berikan larutan
lugol / yodium, biarkan + 1 menit.
7.
Cuci kembali,
setelah dicuci dikering anginkan.
8.
Beri alkohol
95%, biarkan 10-20 detik.
9.
Dicuci sebentar.
10. Beri larutan warna 2 ( Safranin), selama 10-20 detik.
11. Bilas dengan air, keringkan dengan kertas serap/
tissue.
12. Periksa dibawah mikroskop dengan diberi minyak imersi.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Pengamatan
Data hasil
pengamatan dalam praktikum mikrobiologi tentang pewarnaan gram yaitu :
No.
|
Jenis Bakteri
|
Bentuk Bakteri
|
Perbesaran
pada Mikroskop
|
|
10
|
100
|
|||
1.
|
Bacillus sp
|
Monobacillus
|
Untuk melihat warna pada bakteri dengan hasil
berwarna ungu
|
Untuk melihat bentuk pada bakteri dengan hasil
berbentuk Monobacillus
|
4.2 Analisa Hasil
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x untuk melihat
warna pada bakteri menghasilkan warna
ungu yang menunjukan bahwa bakteri tersebut termasuk dengan bakteri gram
positif, hasil jenis bakteri yang didapatkan adalah bakteri Bacillus sp. Selanjutnya
dengan perbesaran 100x untuk melihat bentuk dari bakteri tersebut dan
didapatkan hasil adalah bentuk Monobacillus.
4.3
Pembahasan
Pewarnaan
gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokan bakteri gram
positif dan gram negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna
crystal violet dan akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun
bakteri gram negatif akan kehilangan zat warna crystal violet setelah dicuci
dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna air fucsin atau safranin akan
tampak berwarna merah. Perbedaan zat warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam
struktur kimiawi dinding selnya. Pewarna yang digunakan dalam pewarnaan gram
antara lain : crystal violet, alkohol, safranin, dan iodine (Lay.1994).
Prinsip pewarnaan
gram didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri ; sehingga
menyebabkan perbedaan reaksi dengan permeabilitas zat warna dan penambahan
larutan pencuci (Dwidjoseputro.1998).
Crystal violet
atau ungu gentian adalah pewarna triarylmethane. Pewarna ini digunakan sebagai
histologis noda dalam metode gram klasifikasi bakteri. Crystal violet memiliki
sifat sifat anti bakteri, jamur dan obat cacing, dan sebelumnya penting sebagai
antiseptik topikal (Sutedjo,1991).
Safranin dalah
noda biologis yang digunakan dalam histologi dan sitologi. Safranin digunakan
sebagai conterstain dalam beberapa protokol pewarnaan. Mewarnai seluruhinti sel
darah merah. Ini adalah counterstain klasik dalam gram stain. Hal ini juga
dapat digunakan untuk deteksi tulang rawan, musin dan butiran sel mast.
Safranin biasanya memilki struktur kimia. Ada juga trimetil safranin kedua
senyawa berperilaku dasarnya identik dan aplikasi pewarnaan biologi dan
kebanyakan prosedur safranin tidak membedakan diantara keduanya. Persiapan safranin
komersial sering mengandung campuran dari kedua jenis. Safranin juga digunakan
sebagai indikator redok dalam kimia analitik (Sutedjo,1991).
Pada
pewarnaan gram ditemukan bakteri jenis gram positif dengan
warna ungu dan memiliki bentuk Monobacillus pada perbesaran mikroskop 10 hingga
100.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa organisme
yang yang dapat menahan zat pewarna setelah dicuci dengan
alkohol disebut organisme gram positif, dimana indikasinya menunjukkan warna ungu pada
bakteri itu sendiri
dan bentuk yang dihasilkan berbentuk Monobacillus.
5.2 Saran
Dalam melaksanakan praktikum mengenai pewarnaan gram,
diharapkan ketika dalam pemberia larutan warna dilakukan secara hati-hati dan
teliti, dan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik
Pewarnaan Bakteri. http : // mushoffaditya. blogspot. com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html. 5
Mei 2017.
Ø Anonim. 2008. Teknik Metode Dasar
Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Ø Dwidjoseputro, D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang : Djambatan.
Ø Lay, Bibiana.W, 1994, Analisis
Mikroba di Laboratorium. Rajawali. Jakarta.
Ø Pelczar. J. Michael dan Chan E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Ø Rudi, 2010. Bakteri Gram dan Pewarnaannya. Wordpress, Makassar.
Ø Sutedjo, Mul
Mulyani.1991.Mikrobiologi Tanah.Jakarta : Rineka Cipta.
Ø Waluyo, lud. 2004. Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press.
Comments
Post a Comment