LAPORAN PRAKTIKUM PEREMAJAAN DAN TRANSFER MIKROBA



PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
PEREMAJAAN DAN TRANSFER MIKROBA

            Nama               : Dwi Haryani
            NIM                : J1A116010
            Kelompok       : 2 (dua)
            Shift                : 2 (dua)
            Asisten            : Hirayati, S.Si



Nilai Laporan
Tanggal Terima Laporan dan Paraf Asisten



JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang   :
Media tumbuh merupakan media yang dipersiapkan untuk digunakan menumbuhkan mikroba. Komposisi media tumbuh disesuaikan dengan mikroba yang akan ditumbuhkan. Berdasarkan bentuknya, media tumbuh dapat dibagi menjadi media padat (agar). Sedangkan media padat dibagi menjadi, media agar miring (slants agar).
Metode Gores (Streak plate)
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang di peroleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan ini di lakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila di lakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni :
a. Goresan seperti huruf T
b. Goresan kuadran
c. Goresan Radian
d. Goresan Sinambung
Metode Gores ini termasuk kedalam media plat agar dan media miring.

1.2 Maksud dan Tujuan       :
            1. Untuk memperpanjang umur suatu mikroba.







BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Teknik peremajaan berkala dilakukan dengan cara memindahkan atau memperbarui biakan mikroba dari biakan lama ke medium yang baru secara berkala, misalnya sebukan sekali atau dua bulan sekali. Teknik ini merupakan cara paling tradisional yang digunakan peneliti untuk memelihara koleksi isolat mikroba di laboratorium. Cara ini juga digunakan untuk penyimpanan dan pemeliharaan isolat mikroba yang belum diketahui cara penyimpanan jangka panjangnya. Peremajaan berkala tidak dianjurkan untuk penyimpanan jangka panjang. Teknik ini mempunyai berbagai kendala yaitu kemungkinan terjadi perubahan genetik melalui seleksi varian, peluang terjadinya kontaminasi dan terjadinya kekeliruan pemberian label. Kendala tersebut memberi peluang yang lebih besar terjadinya kehilangan isolat dibandingkan dengan teknik lain. Meskipun demikian, banyak bakteri dan jamur yang dapat bertahan hidup dalam tabung agar miring yang tertutup rapat hingga 10 tahun lebih, baik di dalam suhu ruang maupun di kulkas (McGinnis et al 1974).
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangattinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agarsemua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agarmenghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Pembiakan adalah proses memperbanyak mikroorganisme melalui penyedian lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat reflika dirinya, membutuhkan adanya elemen, dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah di metabolisme, demikian pula dengan media sebagai tempat perkembangn biakan bakteri, karena media merupakan salah satu bahan yang terdiri dari nutrisi zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan bakteri (anonym, 2007).
 Pemindahan biakan cendawan dari biakan lama ke media baru untuk peremajaaan dilakukan secara aseptik atau steril. Biakan cendawan berasal dari isolasi cendawan endofit yang telah dilakukan pada praktikum sebelumnya. Prosedur yang dilakukan meliputi persiapan alat dan bahan. Dimana alat yang digunakan seperti bunsen, cawan petri, spatula telah disterilisasi. Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentu apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat (insitu) oleh panas, gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia oleh sinar lembayung ultraviolet atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Irianto 2012).
Teknik transfer mikroba adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteri dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi  (Pelczar dan Chan, 2005).
Teknik streak plate (lempeng gores) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menstreak (menggores) permukaan agar dengan jarum ose yang telah diinokulasikan dengan kultur bakteri. Dengan teknik ini mikroorganisme yang tumbuh akan tampak dalam goresan-goresan inokulum bekas dari streak jarum enten. Cara ini dilakukan dengan membagi cawan petri menjadi 3-4 bagian.Ose steril yang telah disiapkan dilekatkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal di satu sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen, setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan kedua.Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores. Pada metode ini, goresan di sisi pertama diharapkan koloni tumbuh padat dan berhimpitan, sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai tampak jarang dan begitu pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah dengan koloni lain. Seluruh tahap hendaknya dilakukan secara aseptik agar tak terjadi kontaminasi (Suriawiria, 2005).













BAB III
METODOLOGI

3.1  Waktu dan Tempat        : 
Rabu, 19  April 2017 , Pada pukul 10:00 – Selesai, di Laboratorium Mikrobiologi Kampus UNJA Pondok Meja.
3.2 Bahan dan Alat               :
Alat     :
1.       Auto Klaf
2.       Tabung Reaksi 2
3.       Cawan Petri 2
4.       Bunsen
5.       Hot Plate
6.       Jarum Ose
7.       Rak Tabung Reaksi
8.       Aluminium Foil
9.       Kapas
10.   Plastik Warp

Bahan :
1.      Media Na
2.      Alkohol
3.      Media Biakan





3.3 Skema kerja :
1.      Sterilkan alat dan bahan.
2.      Alat di oven dengan suhu 1800C selama 1-2 Jam.
3.      Bahan di auto klaf dengan suhu 1210C selama 15 menit.
4.      Tuangkan media Na ke dalam 2 tabung reaksi sebanyak 5-8 ml.
5.      Tuangkan media Na ke dalam 2 cawan petri sampai merata.
6.      Tunggu sampai media memadat.
7.      Pilih bakteri dari media yang telah di tumbukan (inokulasi).
8.      Pindahkan bakteri menggunakan jarum ose ke media baru dengan cara goresan langsung.
9.      Tutup cawan petri menggunakan plastic warp.
10.  Beri label pada cawan petri.
11.  Inokulasi selama 3 hari.
12.  Amati hasil pengamatan dan catat hasil nya.















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan
Data hasil pengamatan dalam praktikum mikrobiologi tentang peremajaan dan transfer mikroba yaitu :
a.       Cawan Petri


No



Cawan Petri

Permukaan

Form
Elenvasi
Margin
1.       
Cawan Petri 1
Irregular
Raised
Undulate
2.       
Cawan Petri 2
Irregular
Raised
Undulate

b.      Tabung Reaksi



No


Tabung Reaksi

Permukaan

Form

Elenvasi

Margin

1.       
Tabung Reaksi 1
Irregular
Umbonate
Undulate
2.       
Tabung Reaksi 2
Irregular
Umbonate
Undulate


4.2 Analisa Hasil
            Pada hasil praktikum terdapat warna pada bakteri yaitu warna Ungu dan Kuning. Serta terdapat 2 bakteri yang terbentuk.
Permukaan pada cawan petri 1 terdapat Form Irregular, Elenvasi Raised, dan Margin Undulate.
Permukaan pada cawan petri 2 terdapat Form Irregular, Elenvasi Raised, dan Margin Undulate.
Permukaan pada Tabung reaksi 1 terdapat Form Irregular, Elenvasi Umbonate, dan Margin Undulate.
Permukaan pada Tabung reaksi 2 terdapat Form Irregular, Elenvasi Umbonate, dan Margin Undulate.

4.3 Pembahasan
Setiap perlakuan dilakukan secara aseptis ( di dekat api Bunsen) berfungsi agar saat inokulasi, bahan serta alat gelas yang digunakan tetap steril. Inokulum digoreskan di permukaan media agar miring di dalam tabung reaksi yang telah di sediakan menggunakan metode gores mulai dari samping arah zig-zag. Arah zigzag di gunakan supaya memungkinkan koloni terbentuk tersebar merata dan tampak jelas serta tidak bertumpuk dari koloni yang akan terbentuk.Panaskan sekeliling mulut tabung dan segera di tutup dengan sumbat kapas berfungsi untuk mensterilisasi tabung reaksi dan biakan dari mikroorganisme lain. Inokulum disimpan dalam inkubator agar medium dapat tumbuh pada wadah yang steril dengan menyeting suhu sebagai suhu opimum bakteri untuk tumbuh, kemudian di amati dan di foto bentuk koloni yang terbentuk setelah di inkubasi selama 2x24 jam, Medium yang digunakan adalah larutan nutrient agar yang sebelumnya dipanaskan agar bisa membentuk medium miring dan medium datar yang didinginkan hingga memadat dengan memiringkan tabung reaksi sehingga memebentuk agar miring dan berwarna kuning muda. Medium agar miring adalah medium yang dibuat dalam tabung reaksi yang diletakan miring pada waktu pendinginan. Medium datar adalah medium yang dibuat dalam Cawan petri yang diletakan seperti biasanya.
Pembuatan media padat dengan agar-agar harus benar-benar aseptik, begitu juga dengan pembuatan media-media lainnya. Karena nutrient agar atau bahan-bahan untuk pembuatan media biakan bakteri mudah sekali dibiakan oleh bakteri lain apabila terkontaminasi. karena media NA atau bahan-bahan lainnya sangat tinggi sekali kandungan nutrisinya untuk kehidupan mikroorganisme. Jika peralatan diipastikan sudah steril dan NA yang sudah selesai di panaskan atau dimasak maka NA sudah siap untuk dimasukan kedalam tabung reaksi,dan cawan petri dan ketika tabung reaksi, cawan petri akan di isi NA, ujung atau mulut tabung reaksi harus terlebih dahulu di panaskan di atas api spirtus untuk mencegah terkontaminasinya bakteri. Begitu pula saat memasukan larutan NA ke dalam tabung reaksi dan cawan petri harus dekat dengan api, tujuanya untuk menjaga terkontaminasinya media oleh bakteri.

Ose yang digunakan  adalah ose jarum. Ose dibakar terlebih dahulu. Ose dibakar hingga merah membara dan mendinginkanya sebelum digunakan untuk mengambil bakteri dari kultur. Pemindahan kultur juga harus membakar mulut tabung sebelum dan sesudah memasukan Ose. Proses pembakaran bertujuan  untuk mesterilisasi kawat menggunakan api langsung dari bunsen sebelum dan sesudah ose digunakan. Ose harus dipanaskan sampai merah panas untuk memastikan bahwa tidak terdapat spora bakteri. Gagang ose dipegang seperti memegang pena. Jari kelingking bebas untuk bebas untuk mengambil atau memedang penutup tab.
Saat melakukan pemindahan hal-hal yang harus diperhatikan adalah jangan berbicara. Bekerjalah di dekat api (pembakar bunsen). Bukalah tabung atau cawan di atas api dan jauhkan dari hidung dan mulut. Usahakan jangan meletakkan tutup (kapas penutup) tabung reaksi di atas lantai/alas meja atau laminar. Penanaman pada cawan petri sebaiknya miringkan tutup cawan petri yang akan dibuka sebagai penghalang antara kultur dengan mulut dan hidung. Jangan buka tutup cawan petri terlalu lebar dan terlalu lama. Bekerjalah dengan cepat.
Setelah padat bungkus tabung reaksi dan cawan petri dengan, almuniumfoil dan yang terakhir bungkus dengan plastic warp. semuanya itu berfungsi untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi dengan bakteri. Seperti almuniunfoil dan plastic warp mencegah air masuk kedalam tabung reaksidan cawan  petri tersebut, karena jika meresap atau air masuk kedalam tabung reaksi dan cawan petri akan ada bakteri yang berkembiak didalam tabung selain bakteri yang dibiakan, dan karena itu harus benar-benar terjaga sekali kesterilannya.












BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian biakan bakteri. Teknik inokulasi dapat dilakukan dengan metode gores pada agar datar dan metode gores pada agar miring.proses inokulasi harus benar-benar aseptic atau steril agar tidak terjadi kontaminasi oleh organism lain. Pada hasil pengamatan metode gores agar miring terlihat adanya garis zig-zag putih menyebar yang menandakan koloni bakteri  tumbuh begitu juga pada cawang tuang  dan gores.
5.2 Saran
Dalam percobaan kali ini praktikan sangat mengharapkan petunjuk  dari para asisten, agar dapat berhati – hati dalam melakukan praktikum mengingat bahan percobaan yang mengandung mikroba yang bisa saja mengkontaminasi praktikan.














DAFTAR PUSTAKA
Ø  Anonym.2007.Kamus Biologi.penerbit Depdikbud. Jakarta.
Ø  Dwidjoseputro.1998.Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Ø  Irianto.2012.” Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi  Farmasi”. Jurasan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar : Makassar.
Ø  McGinnis, M. R., A.A. Padhye, and L. Ajello. 1974. Storage of stock culuture of filamenous fungi, yeast, and some aerobic actinomycetes in sterile distilled water. Applied Microbiology. 28:219-222.
Ø  Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S.. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Alih bahasa Hadioetomo, R. S., Imas, T., Tjitrosomo, S.S. dan Angka, S. L., UI Press, Jakarta.
Ø  Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN GRAM

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA